UANG RECEH


  
Hampir sebagian orang tidak menganggap keberadaan uang receh. Sering kali masyarakat sering menyepelekan uang 100 - 500 rupiah. Entah meninggalkannya di dalam kresek belanja atau pun hanya menyimpannya di laci mobil. Terjatuh dari saku pun sudah enggan memungutnya kembali. Pernah ada suatu cerita dari seorang yang dipermalukan oleh pengamen di bus kota yang menerima dengan sinis pemberian uang receh dari orang itu, “Yah, gope, rokok sebatang aja udahga dapet mas !”, katanya. “Terlalu, sudah dikasih nawar lagi”, kata orang itu. 

Mungkin karena nilai estetika dari uang receh ini sangat rendah. Bahkan di jaman modern ini, untuk membeli sebuah permen kita tidak menggunakan uang 100 rupiah. Karena harga permen sekarang 500 rupiah dapat 3biji. Itu pun permen yang biasa. Bukan permen yang bentuknya unik dan menarik. Kalau kita belanja di toko orang Cina atau Arab misalnya, mereka pasti akan selalu menyediakan uang receh untuk kembalian dengan nominal yang paling kecil sekali pun. “Tidak ada uang 1juta,kalau masih kurang seratus rupiah”, begitu kata mereka. Oleh karena itu, mereka sangat menghargai uang receh. 

Masih ingat dengan berita di media cetak dan media elektronik beberapa waktu lalu. Beramai-ramai orang mengumpulkan uang receh. “Koin Peduli”, kalau tidak salah seperti itu judulnya. Dari situ sudah bisa dilihat berapa banyak uang receh yang dikumpulkan orang-orang dari berbagai daerah.Sampai ratusan juta uang itu terkumpul dan panitia sampai kebingungan cara membawa uang itu. Bayangkan jika uang satu juta saja, isinya uang receh 100-500 rupiah semuanya. 

Sudah selayaknya kita dapat mengambil hal positif yaitu dengan mencintai dan menghargai uang kita, apa pun bentuk dan nominalnya. Karena uang adalah barang yang sangat berharga yang kita peroleh dengan kerja keras. Keberadaanya pun diatur oleh Negara dan dilindungi Undang-undang.

 
 

This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free