Obat Tradisional (Herbal ) vs Obat Modern

   Kesalahan yang diadopsi oleh masyarakat dunia selama ini adalah menggunakan obat herbal berarti sama dengan menggunakan bentuk paling primitif dari dunia kedokteran. Faktanya 75% hormon yang digunakan dalam obat-obatan modern berasal sepenuhnya dari tumbuh-tumbuhan. Ada ketidaksetaraan ketika obat-obatan modern berasal dari tumbuh-tumbuhan diagung-agungkan sedangkan obat herbal dikatakan obat primitif dan terbelakang.

Sebagai contoh digitalis yang dikenal sebagai obat masa kini untuk menstimulasi jantung ternyata berasal dari tumbuhan foxglove. Sedangkan obat anti-pembekuan yang efektif bernama coumaroldidapat dari tumbuhan semanggi manis. Di India snakeroot telah digunakan selama ribuan tahun untuk menenangkan orang. Kini snakeroot dipakai sebagai bahan utama reserpin, obat penenang paling populer saat ini. Dan tahukah Anda obat anti malaria berasal dari kulit batang pohon Kina yang berasal dari Amerika Selatan dan telah tumbuh di Cibodas, Jawa Barat dan Sumatera Barat? Ada banyak tanaman yang diambil bagiannya untuk meramu obat modern, jadi label primitif dan terbelakang sangat tidak pas untuk obat-obatan herbal.

Namun harus diakui bahwa obat-obatan modern yang diekstrak memang tidak dalam keadaan alami untuk itulah mungkin ada beberapa efek samping yang menyertai. Misalnya tak mengapa Anda mengkonsumsi dalam jumlah dan dosis yang dianjurkan kulit batang pohon Kina yang telah diekstraksi. Tetapi tak menutup kemungkinan bahwa mengkonsumsi dengan dosis besar akan membuat Anda tuli bahkan meninggal. Meski berasal dari tumbuhan alami, tak dapat disangkal bahwa beberapa tumbuhan memiliki efek beracun. Namun di tangan herbalist berpengalaman obat herbal bisa sangat membantu untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki misi untuk mengintegrasikan obat herbal dalam pengobatan primer di negara-negara anggota WHO. Saat ini sekitar 80% masyarakat dunia masih bergantung pada pengobatan tradisional termasuk di dalamnya obat herbal. Seiring berjalannya waktu, penduduk dunia akhirnya terbuka pikirannya untuk mengakui bahwa obat herbal menjadi aset di masa depan. 

Meski penelitian yang menunjang obat herbal masih amat sedikit keberadaannya namun penelitian tersebut didorong pelaksanaannya bahkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia. Di Indonesia sendiri banyak peneliti dari LIPI dan universitas ternama seperti ITB serta universitas di negara lain seperti the University National of Hochiminch City telah melakukan penelitian terhadap tanaman yang berpotensi menjadi obat terhadap penyakit ringan maupun berat termasuk di dalamnya sarang semut sebagai obat kanker.

Memang benar kalau obat herbal itu lebih baik dari obat modern. Saya sendiri juga sebisa mungkin menghindari yang namanya obat modern. Kalau pun mendesak baru saya minum obat itu. Saya tergolong orang yang malas minum obat, kalau tidak ada orang yang memaksa pun saya tidak mau. Meskipun berobat itu ditanggung sepenuhnya, tapi tetap tidak menyenangkan kalau sakit. Jadi, sehat itu lebih penting. Karena sehat adalah anugerah.

This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free